Monday, June 20, 2016

Cara Mengurangi Isi Lemari Pakaian



Langkah 1
Kosongkan seluruh isi lemari dan letakkan di kasur atau di atas karpet. Pastikan seluruh item fashion dalam lemari dikeluarkan.


Langkah 2
Pilah-pilah pakaian menjadi 4 kategori:


  1. LOVE IT AND WOULD WEAR IT RIGHT NOW. Pakaian yang kamu suka dan pasti akan digunakan. Cukup jelas. Masukkan kembali ke dalam lemari.


  1. MAYBE. Ini adalah pakaian yang ukurannya-kurang-pas-tapi-kamu-suka-warnanya , pakaian yang memiliki kenangan, memorabilia, gaun mahal-yang-entah-kapan-akan-dipakai, dll. Intinya pakaian-pakaian yang masih kamu sukan namun tidak tahu pasti kapan akan digunakan. Untuk kategori ini, masukkan pakaian-pakaian tersebut ke dalam box dan simpan di tempat yang mudah diakses. Jika pada akhir siklus bulanan, pakaian dalam box tersebut tidak tersentuh, maka pakaian tersebut layak ditinggalkan.


  1. NOPE. Pakaian yang sudah tidak ingin digunakan sama sekali bisa didonasikan, dijual sebagai barang preloved, atau diberikan kepada yang mau/membutuhkan.


  1. SEASONAL. Jaket tebal atau sepatu jelly merupakan contoh item untuk kategori ini. Pakaian-pakaian yang masuk dalam kategori ini, simpan dalam wadah yang proper untuk digunakan pada waktunya nanti.


Langkah 3
Pilih 41 item dari kategori LOVE IT yang tersisa di lemari. Kita hanya akan memerlukan 41 item saja. Jika kurang maka mulailah berbelanja (dengan bijak). Namun jika berlebih maka masukkan ke dalma box MAYBE.

Friday, June 17, 2016

Apakah Capsule Wardrobe Itu?


Sederhananya, capsule wardrobe adalah koleksi yang memenuhi kebutuhan berpakaian selama satu periode waktu tertentu.


Jika mau membaca lebih banyak, ada puluhan (atau mungkin lebih) definisi mengenai konsep ini. Ada yang menekankan pada sifat pakaiannya yang klasik dan tidak termakan waktu (timeless), ada pula yang menekankan pada jumlah dan kegunaan. Saya pribadi lebih suka pemahaman yang dipakai oleh Un-fancy, capsule wardrobe adalah koleksi pakaian yang paling kalian suka dan paling mudah dipadu-padankan. Un-fancy menekankan kata suka karena ingin menunjukkan bahwa capsule wardrobe adalah proses yang menyenangkan. Perubahaan gaya berpakaian ini seharusnya tidak menimbulkan  paksaan atau perasaan tidak nyaman. Gaya berpakaian minimalis tidak akan membatasi atau membuat si pemakai merasa tidak-menjadi-diri-sendiri.


Un-fancy lalu memecah konsep ini menjadi angka agar lebih mudah dipahami. Capsule wardrobe terdiri dari 37 item berupa atasan (tops), bawahan (bottoms), gaun (dresses), luaran (outwears), dan sepatu (shoes) yang akan dipakai selama 3 bulan. Dalam jangka waktu tersebut, tidak boleh ada kegiatan belanja baju. Belanja baju baru akan dilakukan saat periode berakhir dan sudah disusun rencana yang matang untuk capsule wardrobe periode berikutnya.  Baju-baju akan dirotasi sesuai periode berjalan.


Angka-angka di atas fungsinya hanya untuk memudahkan penyusunan struktur capsule wardobe itu sendiri. Tiga puluh tujuh item dan durasi 3 bulan tidak bersifat mutlak, bisa disesuaikan dengan kondisi dan cuaca. Referensi lain seperti Be More With Less bahkan menggunakan hitungan yang berbeda yakni 33 item untuk 3 bulan (baca artikel lengkapnya di Project 333).


Kenapa sih harus capsule wardrobe?
Memiliki barang berlebih tanpa bisa mengelolanya dengan baik pasti memberikan perasaan tidak nyaman, seperti perasaan bersalah. Begitu juga saat memiliki banyak pakaian dan membiarkannya menggunung tanpa pernah digunakan.


Maka, mengurangi jumlah pakaian (decluttering), lalu mengisi lemari hanya dengan pakaian yang ‘benar’ dan favorit saja, akan mengurangi sifat berlebihan ini. Perasaan bersalah akan berganti dengan kepuasan (contentment) dan kepercayaan diri.


Capsule wardrobe memungkinkan kita untuk menghemat waktu berdandan, berbelanja, dan mencuci (laundry). Tidak perlu lagi berlama-lama memilih baju karena koleksi kita berisi item favorit dan mudah dipadu-padankan. Akan ada lebih banyak waktu dan energi untuk kegiatan lain yang lebih penting.


Selain itu, capsule wardrobe juga akan mengurangi frekuensi berbelanja baju. Belanja baju menjadi kegiatan yang terencana dan bisa dikendalikan nominalnya. Uang yang kita miliki bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain atau untuk membantu sesama.

Tuesday, June 14, 2016

Hijabi Capsule Wardrobe : A Self Note


Hampir setiap minggu ada saja baju baru yang masuk ke lemari saya. Sebagian dibeli secara online, sebagian yang lain adalah hasil kalap mata saat jalan-jalan di mall. Baju-baju tersebut menumpuk dan memenuhi lemari saya.


Meskipun demikian, hampir setiap hari saya merasa tidak memiliki baju. Setiap akan berangkat kantor, saya selalu gamang memilih baju mana yang akan dipakai. Berkali-kali memilah isi lemari, lalu mematut diri di cermin, dan selalu saja tidak menemukan baju yang terlihat benar dan pas digunakan.


Ini adalah awal saya menyadari bahwa ada yang salah dengan pola belanja dan gaya berpakaian saya. Saya terlalu sering berbelanja tanpa rencana dan perhitungan yang matang. Uang, waktu, dan tenaga terbuang sia-sia karena termakan mode sesaat atau iming-iming diskon. Akibatnya, lemari saya hanya dipenuhi tumpukan ‘kain' saja, alih-alih kumpulan baju yang bermakna.


Secara kebetulan, saya menemukan Un-fancy dan konsep berpakaian minimalis: capsule wardrobe. Saya pikir konsep ini  mungkin akan menjadi terapi bagi pola belanja dan gaya berpakaian saya. Tidak ada jaminan untuk keberhasilannya, tapi setidaknya saya akan mencoba hal baru. Yeay!


Capsule wardrobe (sampai sekarang saya belum menemukan padanan kata dalam Bahasa) sebenarnya sudah diperkenalkan lama oleh Sussie Faux sejak tahun 70an. Istilah ini merujuk pada koleksi atau kumpulan pakaian yang tidak termakan mode, dan mudah dipadu-padankan.


Ada banyak referensi mengenai capsule wardrobe, di antaranya Un-fancy, Be More With Less, Into Mind, dan juga buku karangan Kon Marie. Masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda-beda akan konsep capsule wardrobe, namun memiliki spirit yang sama. Kumpulan blog dan buku tersebut ini merupakan referensi yang patut dibaca jika ingin membentuk gaya berpakaian minimalis yang tidak termakan waktu (timeless) atau ingin memperbaiki pola belanja menjadi lebih bermakna.


Secara perlahan, saya mencoba mengadopsi konsep capsule wardrobe. Ada beberapa cara yang harus saya tambahkan dan kurangi dari konsep aslinya, menyesuaikan kondisi saya di sini. Salah satunya adalah karena saya menggunakan hijab dan karena saya tinggal di daerah tropis. Capsule wardrobe ini pun saya tiru dengan sebisa mungkin tidak mengurangi konsep modesty dalam berhijab.


Blog ini akan menjadi trackback dan catatan saya dalam mengadopsi konsep (hijabi) capsule wardrobe. Secara reguler, saya akan coba mendokumentasikan progress-nya. Semoga bisa menjadi terapi dan catatan yang rapi untuk perubahan yang lebih baik (Banzai!).

“... smaller closet, intentional purchases, less shopping, and more joy.” -- Caroline J. Rector
Powered by Blogger.